BANGKALAN, Suararakyat.id – BEM KM UTM Kabinet Trunokarya melakukan audiensi kepada Rektor UTM mengenai berbagai keluhan mahasiswa UTM. Acara yang tersebut digelar di Long Gledek, Martajazah, Bangkalan. Senin, (20/2/2023). Dalam Audiensi tersebut setidaknya membahas empat pengawalan terhadap permasalahan yang kerap kali terjadi di kalangan mahasiswa. Hal tersebut antara antara lain:
- Mengawal adanya Pusat Pelayanan Kesehatan Mahasiswa lebih dimaksimalkan
- BEM KM UTM Mengusulkan didirikannya Museum Budaya Madura di dalam UTM
- Mengawal agar Organisasi Daerah di lingkup UTM diberi fasilitas yang baik saat promosi UTM di daerah masing masing dan diberikan izin menggunakan fasilitas di internal kampus UTM
- Mengawal peran dan sikap UTM dalam penanganan banjir di sekitar kampus
Dari keempat hal yang tersebut tentu sudah dikaji dan dipertimbangkan oleh BEM KM UTM sebelum disampaikan kepada rektor UTM.
Menteri Adkesma BEM KM UTM, Maskur menyampaikan bahwa banyak mahasiswa UTM yang belum tau adanya unit pelayanan kesehatan mahasiswa di dalam kampus, fasilitasnya pun kurang memadai dan kurang pas jika dijadikan tempat penanganan kesehatan bagi mahasiswa UTM.
“Kami ingin agar di UTM memiliki Pusat Pelayanan Kesehatan Mahasiswa dengan baik agar mahasiswa UTM yang sakit tidak perlu ke puskesmas lagi, tapi langsung datang ke fasilitas kesehatan yang di sediakan oleh UTM, kami meminta agar petugas kesehatan itu langsung dokter dan perawat yang mampu menangani dengan baik keluhan kesehatan bagi mahasiswa, dan kami meminta agar ada dokter khusus psikolog untuk mahasiswa UTM,” terangnya.
Senada dengan itu, Ahmad Roby Gunawan, Presma UTM 2023 menyampaikan bahwa Museum Budaya Madura perlu didirikan di dalam kampus UTM sebagai ikon khas UTM yang ada di pulau Madura.
“Jika ada Museum Budaya Madura di dalam kampus kita, maka masyarakat luar madura yang ingin tau tentang madura bisa langsung datang ke UTM dan tidak perlu lagi berkeliling Madura. Jika tidak bisa berbentuk museum, setidaknya di beberapa gedung khas UTM seperti Rektorat, GP atau gedung lainnya memiliki corak kebudayaan khas madura. Bisa temboknya yang diberi poster sejarah Madura, beberapa properti budaya dan tradisi madura. Jika dibuatkan gedung khusus museum itu lebih baik.” Jelas Roby sapaan akrabnya.
Sementara itu, Anggoro, selaku Koordinator Aliansi Mahasiswa Daerah menyampaikan bahwa peran organda bagi UTM sangat penting dan nyata. Organda melakukan sosialisasi dan expo kampus UTM di SMA daerah masing masing agar semakin banyak siswa-siswi di daerahnya yang berkuliah di UTM.
“Kita berjasa bagi UTM, tapi kita tidak diberikan fasilitas yang baik saat expo kampus, maka kami berharap agar kami bisa menggunakan fasilitas di internal kampus sebagai apresiasi kampus kepada para organisasi daerah” ujarnya
Dari keempat point audiensi tersebut, Rektor UTM, Dr. Safi’ S.H., M.H. mengucapkan terima kasih karena BEM KM UTM dapat menyampaikan itu secara langsung dan ia setuju serta siap mengawal keluhan yang disampaikan tersebut.
“Mengenai pusat pelayanan kesehatan mahasiswa memang akan kita maksimalkan. Tapi, mahasiswa harus kunjungi pelayanan kesehatan agar terus ramai, untuk museum budaya madura itu sudah ada dalam gagasan ide saya, maka dari itu di hari jumat tanggal 17 kemarin ruang rektorat lantai 10 kami resmikan bernama Aula Syaikhona Muhammad Kholil dan corak budaya madura di beberapa gedung sudah dipikirkan dan penanganan banjir ini nanti akan kami rapatkan segera dengan pimpinan.” Paparnya.
Adapun setelah silaturahmi dan audiensi BEM KM UTM memberikan surat pernyataan sikap yang ditanda tangani langsung oleh rektor dan memberikan apresiasi kepada Rektor karena sudah bersedia dan terbuka dalam menerima keluhan dan usulan dari BEM KM UTM. Kepada awak media BEM KM menyampaikan jika bukan hanya 4 point yang akan dikawal, melainkan semua keluhan dan permasalahan yang dirasakan oleh mahasiswa akan siap dikawal oleh BEM KM UTM. (Sol)