JATIM, suararakyat.id – Budayawan Madura Ibnu Hajar memberikan respon bijak terkait pro-kontra film nuansa Madura yang menghangatkan perbincangan publik film yang diunggah Akeloy Production yang berjudul “Guru Tugas”.
Film tersebut, yang mencoba berangkat dari kisah nyata yang diangkat menjadi film tidak hanya memberikan tontonan tetapi sebagai tuntunan.
“Ya mungkin saya berasumsi si sutradara ini ingin memberikan dakwah atau syiar bahwa pernah terjadi hal yang seperti ini agar tidak terjadi lagi” Kata Ibu Hajar kepada media suararakyat.id. Minggu (5/5/2024).
Ia pun mengajak kepada masyarakat untuk menilai dengan bijak. Kalau conten creatornya orang-orang pesantren pasti punya niatan yang tulus untuk berdakwah melalui cinematografi.
“Saya percaya kok, kalau conten creatornya orang-orang pesantren pasti punya niatan yang tulus dan baik untuk berdakwah melalui film” Tambahnya.
Ibnu Hajar juga melihat dari kacamata budaya Madura dimana Budaya Madura yang kental dengan istilah bhuppak bhebuk guru ratoh yang menandakan kepatuhan seorang murid kepada guru.
“Kalau ditarik kedalam budaya Madura yang kental dengan Bhuppak bhebuk guru ratoh sehingga apa yang dikatan guru tidak mungkin akan dilanggar” katanya.
Kontroversi film Guru Tugas ini menurut Ibnu Hajar supaya masyarakat menyikapi dengan bijak.
“dalam peribahasa Madura itu kan jelas Pekker kelluh buru acaca, jhek acaca kelluh puruh epekker. (Pikir dulu baru berbicara, jangan berbicara baru berfikir)” Terangnya.