Buntut Demo Pertamina Sampang, 4 Mahasiswa Mengaku Mendapatkan Tindakan Represif dari Aparat Kepolisian

Redaksi
By Redaksi
2 Min Read
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pamekasan, saat di Polres Sampang

PAMEKASAN, Suararakyat.id – Sebanyak 4 (empat) Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pamekasan mengaku mendapatkan tindakan represif dari aparat kepolisian Sampang saat melakukan aksi di kantor Pertamina, Camplong, Sampang, Jawa Timur, pada Kamis (08/09).

Sebelumya, polres Sampang telah meringkus 11 massa aksi terhitung juga Kordinator Aksi Syaiful Bahri saat melakukan penyampaian pendapat di kantor Pertamina Sampang.

Pada saat dimintai keterangan, Syaiful Bahri selaku korlap aksi mengatakan bahwa tindakan ini merupakan tindakan represif kepolisian Sampang.

“Kami BEM Pamekasan hanya ingin menyampaikan aspirasi terkait kenaikan BBM di kantor pertamina Sampang, tetapi kita malah mendapatkan tindakan represif berupa pemukulan dari pihak polres, padahal tugas aparat itu hanya mengamankan bukan melakukan tindakan represif,” Ujarnya.

“Saya kena pukul, Leher saya sendiri dicekik, wajah dan leher saya sampai memar, sementara ada rekan saya 3 (orang), ada yang bajunya sampai robek, ada yang luka memar pada leher, kemudian ada yang luka di bagian lengan.” tegas Aan waktu dimintai keterangan di sela-sela pemeriksaan.

“Pihaknya sangat kecewa dengan tindakan aparat kepolisian, kami mengecam keras atas tindakan ini, saya yakin sehabis ini ada atensi dari rekan-rekan BEM pusat, saya akan usut” Imbuhnya.

Sementara, AKBP Arman Selaku Kapolres Sampang mengatakan bahwa tidak ada perlakuan represif seperti yang diakui sepihak oleh adik-adik mahasiswa tersebut.

“kalau memang ada perlakuan seperti pengakuan dari yang bersangkutan silahkan laporkan ke Propam,” ujar Arman Kapolres Sampang saat dimintai tanggapan via WhatsApp.

Pihaknya mengatakan bahwa sebelum berangkat dari titik kumpul di Pamekasan terkait UU penyampaian pendapat dimuka umum dan terkait Depo Camplong ini masuk Objek Vital Nasional (Obvitnas).

“Bahkan sudah saya sampaikan langsung tiga kali peringatan untuk membubarkan diri, namun korlap tetap mau orasi, sehingga prosedur berikutnya anggota mengamankan, namun kalau terjadi tarik menarik karena menolak untuk dibawa ke truk, ya tentunya terjadi friksi,”Pungkasnya.

Perkembangan sementara, sampai jam 20.39 Syaiful Bahri (Koorlap aksi) masih dalam tahap pemeriksaan untuk dimintai keterangan lanjutan di polres Sampang. (Idrus)

Share This Article