PAMEKASAN,Suararakyat.id – Masyarakat gandeng mahasiswa pertanyakan transparansi dana yang diperuntukkan untuk guru ngaji di daerah Kabupaten Pamekasan. Dana tersebut dipertanyakan oleh Gerakan Mahasiswa Penyambung Aspirasi (GEMPA) bersama Forum advokasi & Aspirasi Masyarakat (FAAM). Minggu, (10/7).
Pada saat ditanyakan ke Moh. Hafid salah seorang guru ngaji asal palengaan laok yang masuk pendataan penerimaan tunjangan guru ngaji, ia menyampaikan, “Seingat saya anggaran guru ngaji cair hanya dua kali yakni tahun 2019 & 2020 sebesar 600.000, (enam ratus ribu rupiah), habis itu kami tidak dapat lagi,” paparnya saat diwawancara tim.
Sebelumnya, Idrus Ali selaku ketua GEMPA meminta tanggapan ke salah seorang koordinator pendataan tentang guru ngaji di Pamekasan, pihak koordinator menjanjikan anggaran itu akan cair satu minggu setelah Idul fitri kepada guru ngaji.
“Dari pengakuan koordinator, kalau pendataan di Kec. Palengaan sudah kami tinjau ke lapangan, dan bisa dipastikan anggaran itu turun paling lambat tujuh hari setelah hari raya idul fitri,” ucapnya.
Idrus, aktivis palengaan itu sangat kecewa karena sampai hari ini para guru ngaji, khususnya di palengaan laok tidak kunjung menerima honor sepeserpun dari apa yang sudah menjadi haknya.
Harusnya pihak terkait dalam hal ini Kepala Seksi Kesejahteraan (Kesra) kab. Pamekasan lebih memprioritaskan guru ngaji, sebab walau bagaimanapun kontribusi mereka sangat besar dalam mencerdaskan anak bangsa khususnya dalam bidang ke-Islaman, apalagi program tersebut menjadi salah satu program prioritas Bupati Pamekasan. “Sekali lagi harus lebih diprioritaskan secara transparan,” tegasnya.
Kekecewaan itu juga datang dari ketua FAAM, Solehuddin, Dalam waktu dekat, Rekan-rekan GEMPA & FAAM akan mempertanyakan anggaran tersebut lebih serius lagi, pihaknya berjanji akan mengawal hal ini sampai tuntas, tandasnya.
Hingga rilis ini dinaikkan Kepala Bagian (Kabag) Kesra, Abrori Rois belum memberikan komentar saat dikonfirmasi Via akun WhatsAppnya. (rls/Red)