INSPIRATIF, Suararakyat.id – Menempuh dan mengenyam pendidikan serta untuk mendapatkan beasiswa, itu bukanlah perkara yang mudah untuk dilalui. Apalagi, itu konteksnya perempuan. Selain dibutuhkan mental yang kuat, juga diperlukan tekad yang bulat untuk menggapainya. Sebab, perempuan di mata kebanyakan orang, tak terkecuali di Madura, hanya dicap beroperasi di bidang rumah tangga, di sektor perdapuran. Urusan pendidikan, belakangan. Maka, di sinilah ujian perempuan. Tidak boleh tidak, ia harus memadukan tekad dan mentalnya menjadi satu-kesatuan yang kokoh, untuk menepis stigma miring tersebut.
Seperti kisah Muyassaroh ini. Ya, perempuan asal Ellak Daya, Lenteng, Sumenep, Madura ini mampu menginspirasi banyak orang, karena ia mampu mengkristalkan mental dan tekadnya menjadi sebuah kesuksesan dalam menempuh dunia pendidikan.
Sosok perempuan yang merupakan alumni Sabilul Muttaqin dan Miftahul Amal ini berhasil menyelesaikan studi S1 nya di kampus ternama Indonesia, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada November 2020.
Selama di UIN Yogyakarta, perempuan alumni MTs-1 sekaligus MA-1 Annuqayah Putri ini, pernah berjibaku menjabat sebagai Ketua Dema FST UIN Sunan Kalijaga. Tak hanya itu, aktivis perempuan ini juga pernah menjadi Wakil Ketua IAA DIY, Sekretaris Jenderal DEMA-U UIN Sunan Kalijaga dan PC PMII DIY.
Setelah menyelesaikan akademiknya di kota istimewa itu, ia mendaftar Beasiswa LPDP jalur dalam negeri. Hanya saja, ia harus menelan pil pahit secara mentah-mentah terlebih dahulu.
Pasalnya, keinginannya untuk menempuh program S2 melalui jalur beasiswa yang sangat familiar dan ketat ini, gagal. Namun, ia tak kenal akan kalimat “apa itu menyerah?”. Ya, betul. Ia tetap gigih, optimisme, dan pandai mengambil hikmah di balik kebuntuan yang ia alami. Dan ia tahu betul bagaimana untuk memanfaatkan momentum dari historis hitam tersebut menjadi sebuah pengalaman. Lalu ia menyaringnya dan menuangkan pengalaman pahit tadi menjadi ilmu yang sangat berharga.
Ia tetap memilih mendaftar beasiswa LPDP untuk yang kedua kalinya. Dan apa yang menjadi keinginannya, kali ini benar-benar nyata. Mimpi itu akhirnya tak lagi sekadar lamunan semata.
Melalui jalur seleksi yang amat ketat dan penuh persaingan, akhirnya ia mampu menjadi salah satu finalis Beasiswa LPDP jalur dalam negeri. Ia diterima di kampus UNY Yogyakarta pada 2021.
Bukan tanpa alasan, mengapa ia lebih memilih melanjutkan pendidikannya di dalam negeri ketimbang ke luar negeri.
Menurut aktivis perempuan yang akrab disapa Aak ini, saat diwawancarai oleh tim wartawan suararakyat.id pada 10 September 2022, mengaku ingin berkontribusi di desa-desa. Ingin menghidupkembangkan pendidikan yang ada di pelosok desa. Salah satunya, lewat mengajar.
Hal tersebut, tentunya sangat selaras dengan jurusan yang ia ambil di UNY Yogyakarta. Sebab, di S2, ia mengambil jurusan Program Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
Mengacu pada kegigihan dan capaian yang sangat luar biasa yang Muyassaroh raih ini, dapat menjadi motivasi bagi generasi perempuan-perempuan di Madura.
Sebagaimana yang ia tuturkan kepada tim wartawan suararakyat.id, bahwa perempuan Pulau Garam di setiap generasi, harus mengalami pertumbuhan dan kemajuan. Tentu saja, di ranah pendidikan. Sebab, kita belajar tidak hanya untuk memperluas jaringan atau pengalaman. Tapi, juga untuk menambah wawasan dan edukasi. Agar menjadi perempuan yang tangguh, kreatif dan inovatif untuk merubah dunia. (ZR)