PAMEKASAN, Suararakyat.id – Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Tlagah mengusung tema Pemanfaatan Potensi Desa Menuju Pembangunan Berkelanjutan. Tim Pengabdian Masyarakat UTM posko 34 yang beranggotakan 13 Mahasiswa mempraktekkan menu baru Pembuatan Makanan Tambahan (PMT) yaitu Pisang Marie Kukus.
Mahasiswa memberikan terobosan baru dengan membuat nama unik dari produk PMT tersebut, yakni menggunakan akronim dari Pisang Marie Kukus menjadi ’Sangriekus’. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa (18/7/2023), bertempat di Balai Desa Tlagah, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.
Acara dihadiri oleh Kepala Desa, duta digital, bidan desa, kader posyandu, dan Kader Pembangunan Masyarakat (KPM). Pembukaan acara dipimpin oleh MC dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Desa, Duta Digital serta Kader Digital.
Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi sekaligus praktek pembuatan PMT yang disampaikan oleh Finda Aulia selaku mahasiswa KKN-T 34 sekaligus pemateri dalam kegiatan tersebut. Kader posyandu selaku audien sangat antusias dalam mengikuti kegiatan, dibuktikan dengan beberapa ikut andil dalam praktik pembuatan menu baru PMT.
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Sangriekus adalah pisang santan. Dalam bahasa Madura masyarakat sering menyebutnya dengan sebutan geddhang embhuk. Pisang jenis ini dipilih sebagai bahan utama dalam pembuatan PMT karena merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang cukup tinggi di Desa Tlagah. Jadi, selain mudah didapatkan pisang jenis ini memiliki kandungan yang cukup baik untuk pertumbuhan anak.
”Alasan kami menggunakan pisang sebagai bahan utama yakni karena pisang memiliki kandungan karbohidrat, lemak, serat, protein, kalium, kalsium, dan vitamin yang mendukung pertumbuhan bayi” ucap Finda Aulia.
Dalam pembuatan menu baru PMT Sangriekus membutuhkan beberapa bahan dan alat diantaranya yakni pisang, susu full cream, telur, biskuit marie regal, coklat batang untuk toping, sendok, garpu, baskom, cup, dan alat kukus. Pertama, kupas dan haluskan satu pisang menggunakan sendok dan garpu. Kedua, haluskan dua biskuit marie regal. Ketiga, tambahkan satu telur dan 60ml susu full cream pada adonan pisang dan biskuit yang sudah dihaluskan. Keempat, aduk hingga merata, kemudian masukan adonan tersebut kedalam cup lalu kukus hingga matang, sekira 20-30 menit. Setelah matang tambahkan parutan coklat diatasnya sebagai toping.
”Hasil produk PMT Sangriekus memiliki rasa yang pas, bahan bahannya simpel dan mudah didapat. Untuk cara pembuatannya menurut kami sangat mudah diingat dan mudah untuk dipraktikan.” ujar Bu Rif’ah dan Bu Siti Aminah selaku kader posyandu Kelinci Desa Tlagah.
Tufana Dewi selaku KPM Desa Tlagah sangat mengapresiasi terkait inovasi menu baru PMT Posyandu yang diciptakan oleh Tim Pengabdian Masyarakat UTM posko 34.
“kegiatan pelatihan PMT sangat bermanfaat bagi kader posyandu di Desa Tlagah. Selain itu, juga dapat menambah wawasan baru atau ilmu baru serta mengevaluasi dari pembuatan PMT periode sebelumnya,” tuturnya.
Adapun inovasi pertama yang diberikan yaitu bagaimana cara mengemas PMT lebih menarik dengan menggunakan stiker. Kedua, terkait kandungan dalam pembuatan PMT. Jadi, dalam pembuatan PMT tidak menggunakan bahan yang sembarangan karena harus memperhatikan kandungan gizi dalam pembuatannya. Selain itu, membuat PMT alami dengan memanfaatkan potensi yang ada di Desa Tlagah.
Kepala Desa Tlagah yang hadir juga sangat mengapresiasi adanya kegiatan pelatihan yang di mentori langsung oleh mahasiswa pengabdian masyarakat posko 34 ini.
”Harapannya mudah-mudahan dengan adanya pelatihan pembuatan PMT lebih baik kedepannya dan bisa mengurangi stunting dan menambah gizi pada balita di Desa Tlagah.” ujar Sutrisno selaku Kepala Desa Tlagah.