SAMPANG,Suararakyat.id – Mahasiswa KKN-T Kelompok 17 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berinovasi membuat briket dari sisa bonggol jagung yang tidak digunakan lagi oleh para petani. Sasaran dari program ini adalah para kelompok tani di desa sokobanah daya, kecamatan sokobanah kabupaten sampang. Senin (08/01/2024).
Pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah inovasi ataupun kreatifitas untuk para petani yang ada di desa sokobanah tersebut dengan memanfaatkan limbah dari hasil panen jagung para petani.
“Sosialisasi tentang arang briket dari bonggol jagung ini dilakukan agar masyarakat di desa sokobanah daya dapat berinovasi dan memanfaatkan limbah bonggol jagung setelah panen agar menjadi barang yang memiliki nilai tambah. Selain itu, dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru untuk masyarakat desa sokobanah tersebut” Ujar Aldyan Bayu Putra, salah satu penanggung jawab program
Jumlah tanaman jagung yang melimpah membuat limbah dari bonggol jagung terus meningkat. Sehingga seringkali masyarakat ataupun para petani langsung membuang bonggol jagung yang tidak terpakai begitu saja tanpa mengolahnya terlebih dahulu dan bonggol tersebut berakhir sebagai sampah.
Untuk mencegah pembuangan yang sia-sia tersebut, dan bertepatan dengan program kerja dari KKN kelompok 17 tentang penyuluhan nilai tambah komoditas jagung. Para mahasiswa mengedukasi masyarakat untuk pemanfaatan bonggol jagung tersebut agar diolah menjadi arang briket yang mana dapat menambah nilai dari pemanfaatan jagung. Karena di Desa Sokobaah Daya sendiri banyak masyarakat yang membuang bonggol jagung tersebut secara cuma-cuma tanpa diolah lagi agar menjadi barang yang lebih berharga.
Selain untuk mengurangi limbah dari pembuangan bonggol jagung tersebut, edukasi tentang pembuatan Briket dari bonggol jagung ini diharapkan dapat membuka peluang usaha yang ada di desa Sokobanah Daya. Serta dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang menggantikan bahan bakar fosil seperti minyak tanah dan gas elpiji. Hal ini sangat penting mengingat cadangan energi fosil di Indonesia semakin berkurang dari tahun ke tahun dan diperkirakan akan habis dalam jangka waktu yang lama.
Apalagi masyarakat yang saat ini masih menggunakan alat tradisional untuk memasak, briket dari bonggol jagung ini dapat menjadi solusi untuk keperluan memasak sehari-hari bagi ibu rumah tangga dan dapat pula menghemat pengeluaran belanja. Pembuatan briket sendiripun sangat mudah baik dari alat maupun bahannya mudah didapatkan disekitar kita seperti bonggol jagung, ayakan, tepung kanji, air, baskom, penumbuk, dan kaleng.
Program kerja ini dilaksanakan melalui presentasi mengenai penyuluhan nilai tambah komoditas jagung dan pengenalan briket bonggol jagung serta cara membuatnya. Sebelum pelaksanaan presentasi, dilakukan proses pembuatan briket sehingga produk hasilnya dapat diperagakan langsung kepada masyarakat.
Program pengenalan pembuatan briket dari bonggol jagung dilaksanakan di Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Desa Sokobanah Daya. Berbagai lapisan masyarakat seperti kepala dusun dan perwakilan gabungan kelompok tani (Gapotan) Mengikuti acara dengan antusias. Bahkan program KKN kelompok 17 Universitas Trunojoyo Madura ini mendapat sambutan yang sangat baik dari Koordinator Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) dan para anggota kelompok tani. (red)