Pengabdian Masyarakat Kelompok 41 UTM, Aktifkan Kembali Apotek Hidup di Desa Bungbaruh

Redaksi By Redaksi
3 Min Read

PAMEKASAN, Suararakyat.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kelompok 41 mengajak ibu-ibu PKK Desa Bungbaruh, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan untuk melakukan kegiatan pembuatan apotek hidup. 

Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelompok 41 dengan dosen pembimbing lapangan Fathor AS tersebut mengenalkan kepada ibu PKK sekaligus mengajak menghidupkan kembali kegiatan lama yang sempat vakum yakni penanaman tanaman obat keluarga sebagai bentuk menanamkan pengetahuan tentang pentingnya menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh di kondisi cuaca pancaroba.

Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari warga. salah satunya dari Ketua PPK Desa Bungbaruh.

“Kami sangat mengapresiasi teman-teman KKN UTM dalam berbagai kegiatannya, telah membantu kami mengaktifkan kembali kegiatan yang pernah kami lakukan namun sempat vakum. Teman-teman KKN juga memberikan banyak warna bagi PKK yang dapat dijadikan sebagai acuan dan inspirasi kegiatan kami selanjutnya” ujarnya saat sambutan acara sosialisasi dan penyerahan apotek hidup, Senin (17/7/2023)

Ferdy Yudanto salah satu anggota KKN, menjelaskan tanaman apotek hidup yang ditanam adalah jenis rempah-rempah yang dapat digunakan oleh ibu-ibu dalam memasak seperti jahe, kunyit, temulawak, serai, laos, dan kencur. Banyak khasiat yang terkandung didalam rempah-rempah tersebut salah satunya sebagai bahan untuk memasak serta dapat digunakan untuk membuat minuman fungsional seperti jamu.

“Jamu ini dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh (kekebalan) karena terdapat kandungan antioksidan didalamnya. Dengan Imunitas tubuh yang kuat berperan penting untuk melawan kondisi cuaca pancaroba yang saat ini terjadi di Pulau Madura” jelas Ferdy selaku penanggung jawab.

Ferdy menyebut, penanaman rempah-rempah dapat menjadi media pembelajaran bagi warga sekitar dalam menanam tanaman apotek hidup sendiri, hasil panen tanaman apotik hidup nantinya dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar. 

“Jadi kami mengajak ibu PKK untuk turut andil dalam pembuatan apotik hidup sehingga memberikan manfaat rempah-rempah baik bagi keluarga sendiri maupun untuk diperjual belikan,” imbuh Ferdy.

Selain itu, Ferdy menjelaskan bahwa Apotek Hidup pertama kali muncul di beberapa komunitas kecil yang peduli dengan kesehatan di berbagai belahan dunia. Namun, dengan cepat popularitasnya menyebar melalui media massa dan menarik perhatian yang lebih luas.

Apotek Hidup tidak hanya menawarkan tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan, tetapi juga menyediakan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara menanam, merawat, dan memanfaatkan tanaman obat dengan benar, dengan dihidupkannya kembali apotek hidup ini diharapkan PKK mendapat memanfaatkannya untuk kebutuhan dapur dan obat-obatan serta mengembangkannya di rumah masing-masing selaras dengan saran yang kami sampaikan saat sosialisasi.

Share This Article