Perempuan dalam Kubangan Persepsi Masyarakat

Redaksi
By Redaksi
4 Min Read

SUARA PEREMPUAN – Sebelum terlalu jauh membincang tentang problematika yang sedang berkembang dimasyarakat berkenaan dengan keberadaan perempuan di ruang-ruang publik, alangkah lebih baiknya kita mencoba mengurai sedikit demi sedikit problem yang di alami perempuan itu sendiri. Pertama, Perempuan sampai detik ini masih di anggap sebagai makhluk kasta kedua setelah laki-laki. Anggapan ini tentu saja menyudutkan posisi perempuan seolah senantiasa membutuhkan bantuan atau bahkan bergantung terhadap laki-laki.

Kedua, Perempuan masih di anggap tabu melakukan hal-hal yang keluar dari pemahaman umum lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Peranan perempuan di sektor publik seringkali di anggap keluar dari kodrat sebagai perempuan.

Dua titik persoalan yang sampai saat ini masih di hadapi perempuan harus segera di tuntaskan sehingga pemahaman masyarakat mengalami pergeseran kearah yang positif, terlebih dapat menghargai kontribusi perempuan.

Peran Perempuan

Perkembangan zaman yang semakin pesat, membuat masyarakat hari ini sangat membutuhkan peran perempuan dalam segala aspek. Mulai dari pendidikan, sosial-ekonomi, hukum, politik, dan lain sebagainya.

Hal tersebut dapat di lihat dari beberapa aspek: Pertama, Penulis berkeyakinan bahwa tidak selamanya perempuan akan berada di posisi kedua setelah laki-laki dalam hal keberfungsian sosial. Sebab, Perempuan dengan kemampuannya akan mampu bersaing di ruang-ruang publik yang memungkinkan perempuan menjadi penentu kebijakan untuk kebaikan banyak orang.

Kedua: Ada saatnya perempuan menjadi penentu gerak perubahan sosial yang kini sedang berlangsung sangat cepat. Sebab, perempuan hari ini mendapat kekuatan yang dipengaruhi oleh tuntutan bangsa-bangsa atas nama masyarakat global bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan bagaimana bangsa tersebut peduli dan memberi akses yang luas bagi perempuan untuk beraktifitas di ranah publik.

Tentu saja hal ini menjadi pijakan tersendiri bagi perempuan untuk terus mengasah kreatifitas yang mereka miliki. Sehingga perempuan bisa memaksimalkan peranannya terhadap masyarakat luas.

Dari serangkaian ide-ide yang terdapat dalam tulisan ini juga memperlihatkan bahwa kepedulian tentang peran perempuan lebih banyak berasal dari literatur yang ditulis perempuan. Ini memperlihatkan bahwa perjuangan perempuan untuk meningkatkan perannya dalam masyarakat masih dominan berjuang oleh dan dari perempuan sendiri.

Baca juga: Menakar Politik Afirmasi Perempuan Pada Pemilu 2024

Peningkatan Peran Perempuan

Setelah mengetahui hal-hal yang selama ini menjadi kendala tersendiri bagi perempuan, sudah selayaknya perempuan bangkit dan menunjukkan ke publik bahwa perempuan juga memiliki kemampuan yang sama dalam hal berpikir dan bertindak.

Maka dari itu, perempuan harus melakukan beberapa hal agar peranannya bagi masyarakat di hargai. Pertama, perempuan harus memiliki kemampuan yang mewakili dirinya layak berada di sektor publik. Artinya, menunjukkan skill yang dimiliki oleh perempuan dihadapan publik perlu di lakukan sebagai jembatan agar masyarakat mengerti sejauh mana kuwalitas yang dimilikinya.

Kedua, pembangunan mental. Perempuan yang memiliki mental kuat akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk senantiasa berpegang teguh pada keyakinan yang di milikinya. Mentalitas dalam bermasyarakat itu sangat di butuhkan perempuan saat ini, mengingat perempuan selalu di nomer duakan setelah laki-laki.

Ketiga, Perempuan harus bisa memposisikan dirinya. Untuk bisa memposisikan diri di hadapan masyarakat luas perempuan harus memiliki aspek pendidikan dan pengetahuan yang tinggi. Sederhanya, kecerdasan dalam bersosial harus perempuan miliki sebagai penopang skill dan mentalitas perempuan dalam bersosial.

Sebagai perempuan tentu saja penulis sedikit sentimentil. Tetapi, dilahirkan sebagai perempuan tidak akan pernah bisa menghalangi logika saya untuk terus mengambangkan diri kearah yang lebih baik. Menjadi perempuan adalah anugerah luar biasa yang kita miliki. Perempuan bisa menjadi apa, siapa, bahkan dalam kondisi yang bersamaan.

Penulis: Lina Wafia Ketua Kopri PC PMII Sumenep

Share This Article