SUARA PEREMPUAN – Jika diibaratkan dengan sebuah warna memang rasanya cocok sekali jika perempuan identik dengan warna merah muda atau pink, karena warna itu tidak terlalu kontras tidak pula terlalu gelap. Cocok sekali jika disifatkan pada perempuan tidak keras watak dan perilaku nya, tidak pula gelap pengetahuan dan intelektual nya.
Tapi warna pink yang disematkan pada perempuan harusnya hanya menjadi analogi bukan rekonstruksi sosial yang diciptakan. Sehingga perempuan harus diidentikkan dengan warna pink. Perempuan bisa memilih warna apa saja yang ia inginkan, bisa juga memilih apapun yg ingin ia lakukan.
Tidak ada tolak ukur seberapa besar perempuan itu bisa memilih biar itu menjadi kehendaknya. Tidak pula ada siapapun yang bisa menghalangi keinginan perempuan itu sendiri. Biarkan ia berjalan sesuai porsi dan kemampuannya. Mungkin sebagai perempuan kita bisa memilih untuk tidak lari mengejar semua yang kita inginkan tapi setidaknya kita perempuan tidak diam untuk mengejarnya.
Jangan jadikan kecantikan, kesuksesan dan kemampuan perempuan lain sebagai tolak ukur ketidakmampuan kita. Kita semua berharga bagi diri kita masing-masing. Belajar mensyukuri dan belajar menerima bahwa apa yang sudag kita dapatkan saat ini adalah hasil buah tangan kesusahan kita selama ini, sekaligus tolak ukur kemampuan dan keterampilan kita sebagai perempuan.
Akan banyak sekali kata yang harus dituliskan jika mengenai perempuan, karena perempuan adalah tentang yang tak terucap bahkan tak tertulis, mungkin kamu bisa mengucapkan dan mendeskripsikan perempuan, tapi kenyataannya perempuan lebih dari pada itu.
Perempuan adalah warna pink yang sangat indah tidak membuat mata sakit karena melihatnya tidak juga membuat pikiran menjadi bingung untuk berusaha mencocokkan dengan warna lainnya, karena semua warna berharga dan perempuan berhak memilihnya, Selamat hari perempuan sedunia untuk perempuan hebat di seluruh penjuru bumi.
Penulis: Nila Karomah, ketua Kopri Komisariat PMII, Universitas Trunojoyo Madura.