PPK-O Penalaran UTM Lahirkan Inovasi Konsep Smart Farming Berbasis IoT untuk Atasi Limbah Kotoran Sapi di Desa Dakiring

4 Min Read
Pemotongan pita dalam rangka launching konsep smart farming dengan menggunakan perangkat berbasis IoT di Desa Dakiring, Socah, Bangkalan.

BANGKALAN, Suararakyat.id – Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK-OrMaWa) Penalaran Universitas Trunojoyo berhasil mendapatkan pendanaan Belmawa Tahun 2023 Kemendikbud. UKM yang bergerak dalam bidang kepenulisan dan penelitian ini sukses menciptakan konsep smart farming dengan menggunakan perangkat berbasis IoT untuk mengolah limbah kotoran sapi di Desa Dakiring, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. 

Diketahui, Dakiring merupakan salah satu desa yang memiliki potensi pengembangan sapi, tengah menghadapi tantangan serius terkait penumpukan kotoran sapi yang menyebabkan bau tidak sedap. Setiap rumah di desa ini memiliki 1-2 ekor sapi, sehingga menghadirkan permasalahan lingkungan yang perlu segera diatasi. 

- Advertisement -
Iklan Hari Raya 1

Untuk mengatasi masalah tersebut, Tim PPK-Ormawa Penalaran Fakultas Pertanian, yang berasal dari program Agroekoteknologi, Agribisnis, Teknologi Industri Pertanian, dan Ilmu Kelautan, telah merumuskan solusi yang menjanjikan berupa konsep pertanian pintar (Smart Farming) berbasis Internet of Things (IoT) pada alat pengolah pupuk.

PPK-O Penalaran UTM Lahirkan Inovasi Konsep Smart Farming Berbasis IoT untuk Atasi Limbah Kotoran Sapi di Desa Dakiring
PPK-O Penalaran UTM Lahirkan Inovasi Konsep Smart Farming Berbasis IoT untuk Atasi Limbah Kotoran Sapi di Desa Dakiring

 Ketua Tim PPK OrMaWa Penalaran,Etna Ianah Miskiyah mengatakan pendekatan inovatif ini untuk mengatasi masalah penumpukan kotoran sapi di Desa Dakiring. Menurutnya, efisiensi pembuatan pupuk perlu diterapkan dikarenakan para petani memiliki pekerjaan utama sehingga harus membagi waktu dan tenaga dalam proses pembuatan pupuk.

“Kami melakukan pelatihan dan juga pendampingan mengenai pengelolaan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik dengan alat yang kami rancang berbasis IOT. Tujuannya, untuk meningkatkan kompetensi petani dalam pengelolaan limbah kotoran sapi sekaligus untuk menerapkan teknologi 4.0 guna mendukung penerapan smart farming di Desa Dakiring,” ujar Etna.

Kegiatan yang berbasis pengabdian masyarakat ini telah dimulai dengan adanya sosialisasi pertama yang dihadiri Kepala Desa, Kelompok Tani, dan Tim PPK-O yang telah dilaksanakan pada Sabtu (15/07/2023).

Dalam sosialisasi tersebut, tim PPK Ormawa UKM-FP Penalaran menjelaskan program yang akan dijalankan dan pentingnya pengelolaan limbah kotoran sapi untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Mereka juga menyampaikan manfaat dari pupuk organik yang dihasilkan dari limbah tersebut, yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya. 

Setelah sosialisasi pertama, dilanjutkan dengan demonstrasi alat yang dihadiri oleh 20 warga desa, Kepala Dinas Pertanian Kab. Bangkalan, dan Kepala Dinas Peternakan Kab. Bangkalan. Tim PPK-O Penalaran telah melakukan launching alat pengolah pupuk. Sabtu, (29/7/2023).

PPK-O Penalaran UTM Lahirkan Inovasi Konsep Smart Farming Berbasis IoT untuk Atasi Limbah Kotoran Sapi di Desa Dakiring
PPK-O Penalaran UTM Lahirkan Inovasi Konsep Smart Farming Berbasis IoT untuk Atasi Limbah Kotoran Sapi di Desa Dakiring

Kegiatan ini mendapatkan respon yang positif dari berbagai pihak salah satunya dari Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan. 

“Kami tunggu produksi pupuk ini 2 bulan ke depan, kita buat pupuk made in Bangkalan ini. Setara dengan Pupuk organik lain bahkan memiliki kualitas yang lebih,” ungkap Kabid Prasarana Sarana dan Penyuluhan Dispertahutbun Kabupaten Bangkalan, Cehaka Karya Dinata 

Alat canggih ini dirancang oleh tim PPK Ormawa UKM-FP Penalaran dibantu oleh dosen teknik dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memonitoring dan mengontrol proses pembuatan pupuk secara otomatis.  

Ketua tim PPK Ormawa UKM-FP Penalaran, Etna Ianah Miskiyah berharap penggunaan alat pembuatan pupuk ini dapat membantu masyarakat desa meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan.

Dengan suksesnya kegiatan sosialisasi dan demonstrasi alat pembuatan pupuk dari limbah kotoran sapi di Desa Dakiring, PPK ormawa UKM-FP Penalaran telah memberikan kontribusi positif dalam mendorong kesadaran lingkungan dan memperkenalkan teknologi inovatif bagi masyarakat desa. 

Adapun kegiatan tersebut akan berlangsung selama 5 Bulan yakni berakhir pada Bulan Desember mendatang. Puncak kegiatan ini adalah Abdidaya PPK-O yang merupakan ajang kompetisi bagi seluruh PPK-O di seluruh Indonesia. (Sol)

Share This Article