Rupiah Anjlok: Inflasi Amerika dan Kenaikan Suku Bunga Menguasai Pasar

Redaksi By Redaksi
3 Min Read

Penulis: Eka Nur Lailatul Fadhilah

ARTIKEL – Pasar keuangan Indonesia menghadapi tantangan baru yang mengancam stabilitas mata uang rupiah. Sejarah mencatat, rupiah anjlok lebih dari 2% terhadap dolar Amerika sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar tembus hingga 16.000 per dolar Amerika Serikat sejak cuti lebaran 2024. Rupiah yang semakin melemah ini terjadi ditengah penguatan mata uang dolar Amerika Serikat yang tercermin dari kenaikan indeks dolar Amerika Serikat dalam beberapa hari perdagangan terakhir. 

Bank Indonesia melalui Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto membeberkan penyebab menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat setelah libur lebaran.

Menurut Edi, selama libur lebaran terdapat perkembangan global dimana rilis data fundamental Amerika Serikat semakin menunjukkan bahwa perekonomian Amerika Serikat masih cenderung kuat misalnya data inflasi dan penjualan ritel yang melampaui ekspektasi dari para pelaku pasar. Selain itu, Edi juga menambahkan bahwa  melemahnya rupiah dipengaruhi juga oleh memanasnya konflik timur tengah khususnya konflik iran israel. 

Langkah dramatis yang diambil oleh bank sentral Amerika Serikat yaitu menaikkan suku bunga guna meredam laju inflasi yang terjadi. Kebijakan pengetatan moneter ini berdampak langsung pada nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat. Analis keuangan meyakini tekanan terhadap rupiah dapat bertahan dalam jangka panjang, terutama jika bank sentral Amerika Serikat terus menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap tingginya inflasi.

Dampak dari depresiasi rupiah ini tidak hanya terbatas pada pasar keuangan, tetapi juga dapat mempengaruhi perekonomian domestik secara keseluruhan. Rupiah yang semakin lemah dapat menyebabkan kenaikan harga barang impor, meningkatkan tekanan inflasi di dalam negeri, dan menurunkan daya beli masyarakat.

Para pelaku pasar dan pengamat ekonomi Indonesia kini dengan cermat memantau setiap perkembangan yang terjadi di pasar global, serta langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral Amerika Serikat. Mereka berharap agar pemerintah dan bank sentral Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga stabilitas mata uang dan mengurangi dampak negatif dari volatilitas pasar global yang sedang terjadi.

Sementara itu, para investor dan pelaku bisnis diminta untuk meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap risiko-risiko yang terkait dengan fluktuasi mata uang, serta untuk mempersiapkan strategi yang adaptif dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak pasti ini.

Share This Article