SALEH BERPOLITIK JELANG PEMILU 2024

4 Min Read

Oleh : Nurul Amin

Jelang Pemilihan Umum 2024 mendatang, ada banyak sengkarut membasahi wajah masyarakat kita di Indonesia.

- Advertisement -
Iklan Hari Raya 1

Sengkarut itu muncul dari pergulatan para politisi yang sejak dini sudah melalukan intrik sana-sini untuk mendulang simpati.

Sikut-menyikut sampai menebar kebencian antar golongan tak jarang dijumpai sebagai ornamen serang menyerang para politisi.

Praktis, ruang politik di tengah- tengah masyarakat akan basah kuyup membutuhkan payung untuk sekadar berteduh. Sisi lain, akibat guyuran hujan politik, terkadang terjerembah pada longsor dan banjir bandang sebagai akibat dari brutalitas politik di masyarakat.

Itu sebabnya, dinamika politik mendorong politisi hilang akal sampai iman di dadanya. Tak jarang juga menggadaikan rasa malunya.

Oleh karena itu, penting agar para partai politik memberikan edukasi politik kepada politisi yang akan mengikuti konstestasi di Pemilu 2024.

Tentu tujuannya penting sekali, menghindari brutalitas politik agar sendi kehidupan di tengah masyarakat dapat damai dan dewasa.

Sebab jika tidak, parpol dan politisi akan menjadi sarang sampah peradaban oleh sebab sengaja membiarkan mengotori ruang masyarakat kita.

Jika pun berupaya melakukan edukasi itu, maka penting kiranya menyebut parpol sebagai alat pemersatu dan pendidik bangsa.

Tugas Parpol Kepada Bacaleg

Hindari Kebencian
Mungkin cukup mudah diucapkan, namun rasanya sedikit sekali politisi bisa menahannya sampai tak meletus.

Sebabnya menjadi penting agar parpol bisa mendidik dan menekan para politisinya tidak saling menebar kebencian.

Parpol penting meyakinkan politisinya bahwa berkampanye tak harus dengan cara membuat benci seseorang kepada lawan politiknya.

Hindari Hoax
Era Post-Trust, terkadang sangat susah membedakan mana yang benar dan valid di ruang media sosial kita.

Betapa kabar menyesatkan terkadang bak berwajah kebenaran sampai diyakini dan diimani oleh banyak orang.

Itu pentingnya parpol mendidik politisinya agar bisa berlaga tanpa harus menyebar kabar negatif apalagi sampai berita bohong, baik lisan maupun tulisan di media sosial.

Menekan Perpecahan
Akhirnya, jika kebencian dan kabar hoax selalu ditebar oleh politisi, maka tinggal menunggu perpecahan terjadi.

Maka di sini parpol berperan bak seorang ayah, yang mengemong sampai menuntun para politisinya agar menekan potensi perpecahan.

Mengingat tensi politik sangat tinggi sehingga sumbu-sumbu api mudah tersulut di ruang publik kita.

Alat Pemersatu
Mendekati kemustailan memang dalam pertarungan politik, namun upaya baik penting selalu parpol dorong.

Antara lain dalam hal memuka ruang persatuan terus terjaga walau suhu politik begitu panas dirasa.

Mungkinkah parpol bisa tabah menjadi promotor persatuan pada panasnya tensi politik? Nah inilah yang penting ditradisikan.

Sebab bagaimanapun parpol adalah rumah, jika rumah saja tak bisa memberi kenyamanan dan keselamatan. Maka kepada siapa persatuan bisa diwujudkan.

Kenapa? Karena jika politisinya saleh dalam berpolitik maka parpol akan menjadi pioner dan cermin demokrasi politik negeri ini.

Sebagai dampak, parpol akan menjadi barometer pendidikan politik sejati di masyarakat politik kita.

Sehingga cita-cita kebangsaan kita lewat politik dapat digapai dan diwujudkan oleh segenap insan politik dan rakyat secara luas.

Terlebih lagi, ruang demokrasi politik kita tercipta damai dan sentosa atau meminjam istilah lain ‘berpolitik dengan riang gembira.’

Share This Article