PAMEKASAN, Suararakyat.id – Tim pengabdian masyarakat kelompok 26 UTM yang dibimbing oleh dosen pengawas lapangan Mochammad Reza Adiyanto S.P., M.M., melakukan sosialisasi mengenai Teknologi Tepat Guna berupa Sistem Akuaponik Ikan Lele dan Kangkung dalam drum. Kegiatan tersebut dilaksanakan di balai Desa Pagagan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jumat (14/7/2023).
Heru Andana, salah satu penanggung jawab program mengatakan, tujuan sosialisasi tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat desa tentang metode pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan.
“Akuaponik adalah sistem yang menggabungkan budidaya ikan dengan pertanian hidroponik tanpa tanah, di mana air yang digunakan untuk budidaya ikan menjadi sumber nutrisi bagi tanaman, sedangkan tanaman membantu membersihkan air untuk ikan,” terang Heru.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, mahasiswa UTM kelompok 26 menjelaskan prinsip dasar, manfaat, serta langkah-langkah dalam membangun dan menjaga sistem akuaponik secara praktis. Mereka juga menunjukkan contoh nyata dengan memperlihatkan sistem akuaponik yang telah dibangun dalam drum.
Selain itu, mahasiswa juga menyampaikan informasi tentang keuntungan teknologi akuaponik, seperti penggunaan air yang efisien, tidak memerlukan lahan yang luas, dapat menghasilkan ikan dan sayuran secara bersamaan, serta dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat desa.
Fikri Ainun Najib, penanggung jawab program juga menyebut, Akuaponik yang dibuat oleh tim pengabdian masyarakat kelompok 26 UTM, tidak semata diproduksi tanpa adanya tujuan dan manfaat yang jelas bagi masyarakat. Namun, pemroduksian akuaponik tersebut memanfaatkan potensi Desa Pagagan yang salah satunya budidaya ikan lele. Di Desa Pagagan sendiri, terdapat banyak pengusaha ikan lele yang tetap berjalan hingga saat ini.
Selain itu, manfaat dari pembuatan akuaponik adalah efisiensi penggunaan air, produksi pangan yang berkelanjutan, sistem yang ramah lingkungan dan reduksi penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
Pemanfaatan lahan yang akan dijadikan sebagai tempat dari pembuatan akuaponik juga tidak memerlukan lahan yang luas. Cukup dengan luas halaman sebesar 2 meter, maka sudah dapat membuat tempat dari akuaponik dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana.
Proses mekanisme kerja dari akuaponik juga terbilang sederhana. Sebab pada dasarnya, akuaponik menggunakan pompa air mini untuk mengalirkan air dari kolam ke sayuran. Dalam hal ini, sebelum air masuk ke dalam kolam lagi ada sistem filtrasi atau bisa disebut juga dengan penyaringan air limbah kolam.
Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari warga sekitar.. Dengan adanya akuaponik masyarakat bisa optimalisasi pada penggunaan air dan bisa panen sayuran juga dengan waktu yang bersamaan.
“Sekarang ini sudah masuk era pertanian modern, bukan lagi dengan sistem pertanian konvensional. Harapan saya masyarakat Desa Pagagan bisa mencontoh adik-adik mahasiswa ini untuk menggunakan sistem akuaponik,” ujar Mohammad Huri selaku Kepala Desa Pagagan.
Sementara itu, sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertanian berkelanjutan dan memperkenalkan teknologi tepat guna yang dapat membantu meningkatkan produksi pangan secara efisien. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membantu masyarakat desa mengembangkan usaha pertanian dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka.