SURABAYA, suararakyat.id – Pantes disebut Sukma Madura, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia asal Provinsi Jawa Timur, Lia Istifhama, memang menunjukkan kecintaan dan apresiasinya pada masyarakat Madura. Sekalipun tidak memiliki darah madura, senator cantik asal Surabaya itu ternyata sangat memahami etos bisnis masyarakat Madura.
Hal ini disampaikannya saat mengisi kegiatan Penyerapan Aspirasi Masyarakat (ASMAS) Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), ia menggelar dialog bertajuk “Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan” di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Taruna Surabaya, Kamis (24/4/2025) malam.
Di hadapan lebih dari 150 peserta yang berasal dari berbagai elemen masyarakat, organisasi kemahasiswaan, dan relawan Sahabat Ning Lia, senator muda Indonesia itu pun memuji etos bisnis Madura sebagai salah satu identitas globalnya perdagangan Indonesia.
“Kita harus akui, dimana-mana mudah sekali menemui warung Madura. Menjamur dengan suburnya warung Madura, menunjukkan bahwa ini diterima secara baik oleh masyarakat.”
“Nah, kita harus berpikir, mengapa warung Madura diterima secara baik oleh masyarakat luas? Maka jawabannya sederhana, karena mereka memahami preferensi konsumen atau kebutuhan masyarakat luas. Saat masyarakat membutuhkan sesuatu mendesak pada jam dini hari, maka warung Madura jawabannya. Saat masyarakat membutuhkan kebutuhan sehari-hari dengan jumlah sedikit, semisal 1 sachet sabun cuci baju, maka warung Madura menyediakan secara ecer. Jadi komplit.”
Ditambahkan olehnya, hadirnya warung Madura tak lepas dari kecerdasan bisnis orang Madura.
“Apa yang dicapai masyarakat Madura melalui warung Madura, membuktikan kecerdasan mereka membaca realitas bisnis. Selain itu, etos bisnis yang kuat, mereka bukan hanya pekerja keras, tapi memahami bagaimana sikap adapptif dan inventif dalam dunia bisnis.”
“Buktinya, saat saya berkunjung di Arab Saudi dalam acara Kunjungan Kerja pra Haji, tidak sedikit warga Madura atau keturunan Madura yang berhasil merintis bisnis kuliner. Mereka terbukti memahami apa sih selera makan yang bakal laris disana? Dan perlu dicatat, pelanggannya pun bukan hanya jamaah haji dan umroh asal Indonesia, tapi juga dari penduduk Arab Saudi maupun negara lainnya.”
Puja puji yang dilontarkannya ternyata senada dengan yang disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Melalui akun Instagram pribadinya, Khofifah membagikan kisah unik tentang warung “Madura Mart” yang tetap buka 50 jam nonstop.
Dalam unggahan foto di akun @khofifah.ip, Jumat (25/4/2025), Khofifah menunjukkan spanduk bertuliskan “Buka 50 jam, tidak bisa tutup karena pintunya rusak.” Ia menilai itu adalah bentuk semangat kerja keras warga Madura.
“Enggak bisa tutup pintunya rusak, katanya. Tapi saya tahu, ini cuma cara halus orang Madura mau bilang bahwa kerja keras itu ibadah,” tulis Khofifah dalam keterangannya di Instagram.
Menurut Khofifah, tulisan pada spanduk itu menggambarkan betapa gigihnya masyarakat Madura dalam bekerja. Mereka tidak mengenal lelah, tidak kenal waktu, dan selalu menunjukkan ketekunan dalam setiap usaha.
“Etos kerja masyarakat Madura memang luar biasa. Tak kenal lelah, tak kenal waktu. Dari pasar, laut, sawah, sampai warung kelontong, selalu ada semangat pantang mundur di balik senyum mereka,” ungkap Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini juga mengaku salut terhadap para pelaku usaha kecil di Madura.
Ia menyebutkan, semangat yang ditunjukkan layak dijadikan inspirasi bagi masyarakat luas.
“Salut dan hormat untuk semangat seperti ini. Semoga warungnya tetap laris, pintunya tetap rusak (biar buka terus), dan rezekinya terus mengalir deras,” pungkas Khofifah dalam unggahannya.
Puji Karakter Orang Madura, Senator Lia Istifhama Sebut Potret Adaptif Dan Inventif
