Anggota DPD RI Lia Istifhama Apresiasi Gubernur Jatim : Visi Gerbang Baru Nusantara Menguat

5 Min Read
Anggota DPD RI Lia Istifhama Apresiasi Gubernur Jatim : Visi Gerbang Baru Nusantara Menguat

JATIM, suararakyat.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur, di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa semakin memantapkan posisinya sebagai mitra strategis Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan.

Visi ‘Gerbang Baru Nusantara’ yang diusung Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu mendapatkan apresiasi dari Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama. Ia menilai konsep tersebut bukan hanya slogan melainkan kerangka kerja konkret untuk memperkuat peran Jawa Timur sebagai penghubung ekonomi nasional menuju IKN.

Ning Lia, sapaan akrab Lia Istifhama mengakui berbagai langkah proaktif Gubernur Khofifah. Mulai dari misi dagang antarpulau, penguatan logistik, hingga kerja sama antar Provinsi dan mancanegara, semua ini merupakan bukti nyata kesiapan Jawa Timur.

“Kita lihat bagaimana Jawa Timur membangun konektivitas ekonomi yang kuat, bukan hanya antarkabupaten di Jawa, tapi juga dengan 20 provinsi di Indonesia Timur. Ini potensi besar untuk menopang kebutuhan logistik, pangan, dan industri bagi Ibu Kota Negara di Kalimantan,” Kata Ning Lia. Senin (7/7/2025).

Nilai perdagangan antarwilayah Jawa Timur yang mencapai Rp214 triliun pada tahun 2024 menunjukkan efisiensi logistik dan daya saing komoditas unggulan daerah. Ning Lia juga menekankan pentingnya keberlanjutan misi dagang yang rutin dilakukan Pemprov Jatim.

“Misi dagang ini bukan seremoni, tapi solusi riil bagi kebutuhan bahan pokok di wilayah timur Indonesia. Ini juga membuka pasar bagi petani, peternak, dan pelaku UMKM Jawa Timur. Inilah wujud pembangunan ekonomi inklusif,” tegasnya.

Selain penguatan misi dagang, Lia Istifhama juga memuji kontribusi vital sektor riil Jawa Timur dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan luas tanam padi tertinggi di Indonesia, produksi tebu yang mencapai rata-rata 20 ton gula per hektare di beberapa sentra, serta produksi utama daging ayam, sapi, jagung, dan telur, Jawa Timur layak disebut sebagai lumbung pangan strategis.

“Ketahanan pangan adalah fondasi kedaulatan ekonomi. Jawa Timur sudah membuktikan kontribusi nyatanya, dan data itu harus dioptimalkan dalam dokumen perencanaan seperti RPJMD,” jelas Lia.

Ning Lia Istifhama mendukung upaya Pemprov Jawa Timur memperkuat identitas melalui adopsi simbol Surya Majapahit sebagai lambang Gerbang Baru Nusantara. Baginya, ini bukan sekadar ornamen, melainkan narasi kebangsaan yang menegaskan peran Jawa Timur dalam sejarah penyatuan Nusantara.

“Surya Majapahit bukan hiasan belaka. Itu pengingat akan kejayaan Nusantara yang dulu bisa terkoneksi lewat jalur laut dan darat. Jawa Timur sekarang membangun kembali semangat itu dengan konektivitas dagang, logistik, dan kerja sama antardaerah,” terang Lia.

Ia mendorong pemerintah pusat untuk mendukung peran strategis Jawa Timur. Sinergi pusat dan daerah penting agar potensi ekonomi Jawa Timur dapat dioptimalkan bagi kepentingan nasional.

“Ini waktunya pemerintah pusat menegaskan dukungan bagi pengembangan pelabuhan, tol laut, jalur kereta barang, hingga koneksi antarpulau yang lebih efisien. Kalau Jawa Timur jadi hub logistik Nusantara, distribusi ke IKN dan Indonesia Timur akan jauh lebih hemat dan cepat,” tandasnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam Sidang Paripurna DPRD Jatim, Senin (7/7/2025), menegaskan pentingnya visi Gerbang Baru Nusantara dalam dokumen RPJMD 2025–2029. Pandangan ini diharapkan menjadi pedoman pembangunan yang fokus pada sektor riil, penguatan konektivitas, dan kesejahteraan masyarakat.
Khofifah mengungkapkan.

“Surya Majapahit ini adalah lambang kejayaan Nusantara yang digunakan sejak masa Brawijaya I hingga Brawijaya V. Ini bagian dari penguatan identitas dan peran Jatim dalam bingkai NKRI.”

Logo ini telah melalui kajian historis bersama para sejarawan dan akademisi, menjadi titik tolak lahirnya narasi strategis pembangunan Jawa Timur ke depan, sebagai gerbang utama Indonesia bagian timur dan penguat keberadaan IKN.

Khofifah juga menekankan kontribusi Jawa Timur di bidang pangan yang tetap terdepan secara nasional.

“Kalau bicara padi, kita tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia. Luas Tanam Kita (LTT) juga yang terluas,” tegasnya.

Produktivitas sektor perkebunan dan peternakan juga membanggakan. “Di Jawa Timur, sudah cukup banyak yang mampu memproduksi 20 ton per hektare tebu, padahal rata-rata nasional hanya 5 ton,” ujarnya.

Jawa Timur tercatat sebagai produsen utama daging ayam, sapi, jagung, dan telur. Semua data ini akan disinkronkan dan diperkuat dalam dokumen RPJMD, dengan harapan menjadi arah pembangunan yang berpihak pada sektor riil dan kesejahteraan masyarakat. Keunggulan logistik Jawa Timur semakin nyata dengan peran vital Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pelabuhan ini dilewati oleh lebih dari 50 persen jalur tol laut nasional.

Share This Article