Mahasiswa ITS Raih Emas dan Sertifikat Hak Cipta Deteksi Diabetes Di Thailand

3 Min Read
Mahasiswa ITS Raih Emas dan Sertifikat Hak Cipta Deteksi Diabetes Di Thailand (Ilustrasi)

NASIONAL, suararakyat.id – Perilaku konsumtif menyebabkan penderita diabetes di Indonesia diproyeksikan bakal terus meningkat. Hal tersebut mendorong mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas Saliva-based Wellness and Efficient Enzymatic Test for Glucose Monitoring (SWEET).

Dalam keterangan yang dilansir dari medcom.id Jumat, 7 Maret 2025, Inovasi luar biasa yang mampu mendeteksi kadar glukosa non-invasif pada individu melalui air liur. Ketua Tim SWEET, Tazkiya Umama, mengungkapkan inovasi ini merupakan sebuah pengembangan dari alat deteksi glukosa yang semula melalui darah.

Namun, karena metode tersebut dinilai masih kurang efektif dan memiliki beberapa kekurangan. “Di antaranya invasif, lambat, dan membutuhkan keterampilan yang tinggi,” ujar Kiya

Kiya dan timnya mulai menggagas SWEET yang mampu mengatasi berbagai kekurangan tersebut sejak November 2024.

“Yakni proses deteksi berdasarkan reaksi dan validasi melalui aplikasi,” papar dia.

Langkang awal dimulai dengan menyiapkan kertas biosensor yang dilapisi dengan parafin hidrofobik. Kiya memaparkan parafin hidrofobik berperan meningkatkan akurasi dan presisi ketika proses deteksi glukosa.

Kertas sensor ini juga dilengkapi dengan berbagai zat berbasis enzim yang akan membantu proses deteksi glukosa ketika air liur dituangkan. “Beberapa zona dilapisi dengan kitosan, nanopartikel emas, hidrogen peroksida, dan larutan kromofor,” papar dia.

Mahasiswi Departemen Teknologi Kedokteran ITS itu melanjutkan keempat zat tadi akan memicu reaksi terhadap air liur dan menyebabkan perubahan warna pada kertas sensor. Usai kertas sensor mengalami perubahan warna, proses selanjutnya ialah mendeteksi tingkat glukosa menggunakan aplikasi SWEET yang telah dirancang tim ini.

“Kertas sensor dipindai menggunakan kamera gawai untuk mendeteksi tingkat glukosanya,” ujar dia.

Berdasarkan hasil pengujian, SWEET berhasil mendeteksi tingkat glukosa dengan cepat selama tiga hingga lima menit. Aplikasi tersebut juga dapat memberikan rekomendasi berdasarkan tingkat glukosa yang diidentifikasi.

“Sebagai contoh, untuk glukosa tingkat tinggi disarankan untuk tetap terhidrasi dan berolahraga serta merujuk ke dokter jika tingkat glukosa tidak menurun,” ujar dia.

Gagasan luar biasa tersebut mengantarkan nama Indonesia dan almamater ITS meraih medali Emas di ajang Thailand Inventor Days 2025 pada 6 Februari 2025. Konferensi bertajuk Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition.

“Sebuah kebanggaan besar kami dapat memberikan kontribusi baru pada dunia medis,” tutur Kiya.

SWEET juga berhasil meraih sertifikat hak cipta atas inovasi dan keterbaruannya tersebut. “Harapannya, SWEET dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit diabetes melalui deteksi dini,” ujar dia.

Share This Article