Tim Pengabdian Masyarakat UTM Adakan Pelatihan Diversifikasi Produk Baru Jelly Gamat dari Teripang di UKM Sari Laut Desa Junganyar, Socah

Redaksi By Redaksi
5 Min Read
Tim Pengabdian Masyarakat UTM Adakan Pelatihan Diversifikasi Produk Baru Jelly Gamat dari Teripang di UKM Sari Laut Desa Junganyar, Socah

BANGKALAN, Suararakyat.id – Tim pengabdian masyarakat dan mahasiswa MBKM KKNT Universitas Trunojoyo Madura membuat inovasi baru dengan mengolah produk teripang menjadi jelly gamat. Hal ini bertujuan untuk diversifikasi produk teripang yang sebelumnya hanya diolah menjadi kerupuk. Kamis,  (31/10/2024). 

Inovasi ini bermula karena banyaknya potensi Teripang yang ditemukan di Desa Junganyar, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Masyarakat Socah memanfaatkan teripang sebagai olahan makanan seperti krupuk terung, krupuk blonyo, dan urap-urap. Sehingga muncullah inovasi dari Tim pengabdian masyarakat dan mahasiswa MBKM KKNT UTM untuk mengolahnya sebagai Jelly.

Jelly Gamat adalah suplemen herbal dari ekstrak teripang laut (gamat) yang dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti mempercepat penyembuhan luka, meringankan nyeri sendi, menyehatkan kulit, menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, serta memperbaiki fungsi hati dan jantung. Selain itu, Jelly Gamat juga dikenal dapat meredakan gangguan pencernaan berkat sifat anti-inflamasi dan anti-ulserogeniknya. Dengan kandungan kolagen dan nutrisi lain yang mendukung regenerasi jaringan dan kesehatan tubuh, Jelly Gamat menjadi pilihan populer sebagai suplemen untuk menjaga kesehatan. 

Tim pengabdian kepada masyarakat ini diketuai oleh Bapak Khamdi Mubarok, S.T., M.Eng dosen program studi Teknik Mesin, dengan anggota tim dosen bidang ilmu pangan Prof. Ir. Umi Purwandari, M.App.Sc., PhD., dan dosen bidang Biologi Perikanan Rizka Rahmana Putri, S.Pi, M.Agr dan menyertakan 3 mahasiswa MBKM KKNT. 

Pelatihan pembuatan Jelly Gamat ini disampaikan oleh salah satu mahasiswa MBKM, Muhammad Sahrul Faizin dari mahasiswa program studi Manajemen Sumberdaya Perairan UTM angkatan 2021, dengan bantuan dan bimbingan bapak ibu dosen serta mahasiswa MBKM KKNT lainnya dari program studi Teknik Mesin. 

Pembuatan Jelly Gamat ini menggunakan jenis teripang cokelat atau lebih dikenal dengan blonyo yang banyak ditemukan di perairan Socah. Pelatihan ini dihadiri oleh 14 orang masyarakat desa Junganyar, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan yang didominasi oleh ibu-ibu.

Proses pembuatan Jelly Gamat dimulai dengan menyiapkan bahan berupa teripang, kunyit bubuk, air, dan karboksimetil selulosa (CMC) yang berfungsi sebagai pengental, penstabil emulsi atau suspensi. Alat yang dibutuhkan antara lain pisau,, panci, sendok, gelas ukur, blender, dan saringan. Proses pertama dimulai dengan merebus air sampai mendidih yang digunakan untuk melarutkan CMC. 

Kemudian dilanjutkan dengan membersihkan teripang dan memotongnya hingga berukuran kecil. Setelah itu, teripang direbus dengan api kecil sekitar 30 menit yang bertujuan untuk membuka pori-pori pada teripang. Setelah direbus, teripang dihaluskan dengan perbandingan air 1/2 berat per volume, kemudian dilakukan penyaringan untuk mendapatkan ekstrak kasar dari teripang. Lalu dilanjutkan dengan menambahkan ekstraksi teripang sekitar 25% pada larutan CMC dan ditambahkan 1 sendok bubuk kunyit pada gelas ukur 500 mililiter untuk menetralisir rasa dan bau pada teripang.

Setelah bahan semua dicampur lalu ditambahkan air sampai 500 mililiter lalu diaduk sampai semua tercampur rata dan produk Jelly Gamat siap dikonsumsi. Produk Jelly Gamat bisa bertahan lama dalam kondisi baik jika disimpan pada suhu 2-4°C untuk menghindari kerusakan senyawa.

Sebelum dilakukan pelatihan, tim memberikan kuesioner awal terkait pengetahuan peserta tentang Jelly Gamat dan cara pembuatannya. Seluruh peserta mengetahui terkait teripang namun dari keseluruhan peserta yang hadir hanya 1 orang yang pernah mendengar dan mengetahui produk jelly gamat, tetapi semua peserta yang hadir tidak mengetahui cara pembuatannya.

Selama pelatihan, peserta sangat antusias dalam mengikuti langkah-langkah proses pembuatan Jelly Gamat, beberapa dari peserta juga ikut mempraktekannya. Setelah pelatihan dilakukan, diberikan kuesioner lagi dengan pertanyaan yang sama, dan 100% peserta menjawab sudah mengetahui cara pembuatannya dan bisa mempraktekannya. Hal ini karena untuk membuat Jelly Gamat dibutuhkan bahan yang tidak sulit didapatkan dan proses pembuatannya juga cukup mudah dan singkat. 

Dari pelatihan ini diharapkan masyarakat memiliki keterampilan untuk membuat produk olahan baru dengan bahan dasar teripang yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yaitu Jelly Gamat, yang juga memiliki berbagai manfaat kesehatan. Dengan keterampilan baru ini, sambil didampingi oleh tim, diharapkan produk ini dapat diproduksi oleh masyarakat Desa Junganyar dan UKM Sari Laut sebagai produk baru yang menguntungkan. (red)

Share This Article