BANGKALAN, Suararakyat.id – Salah satu penyebab rendahnya kualitas produksi garam di Madura adalah kualitas air baku yang tidak memenuhi standar. Untuk mengatasi masalah ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa-Karya Cipta (PKM-KC) Universitas Trunojoyo Madura telah berhasil menciptakan Sistem Informasi GIS dan Machine Learning untuk Garam (SiGaram), sebuah inovasi yang bertujuan untuk mempermudah pemantauan kualitas air baku garam di Pulau Madura.
Dalam proyek yang dipimpin oleh Mohammad Ariq Atillahsyah Fitri, tim berhasil memanfaatkan teknologi penginderaan jauh melalui citra satelit sebagai solusi efektif dalam memantau kualitas perairan. Dengan memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS) dan kecerdasan buatan, SiGaram mampu menganalisis data geospasial untuk menilai parameter-parameter kualitas air laut seperti suhu permukaan laut (SST) dan kekeruhan (turbidity).
“Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif sebagai media informasi dalam mengetahui data kualitas perairan, terutama tiga parameter yang ada di sekitar wilayah para petambak garam. Selain itu, teknologi machine learning dalam SiGaram juga dapat digunakan untuk mengetahui data luasan tambak garam, sehingga membantu para petambak garam dalam mendapatkan informasi untuk meningkatkan kualitas garam,” ungkap Ariq, sapaan akrabnya.
Melalui platform web SiGaram yang user-friendly, petambak garam di Madura dapat mengakses informasi kritis tentang kondisi air laut yang digunakan sebagai air baku. Platform ini dirancang untuk memberikan kemudahan bagi para petambak dalam memantau berbagai parameter kualitas air yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan produksi garam. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi ketergantungan pada metode pemantauan tradisional yang memakan waktu dan biaya, tetapi juga memastikan bahwa kualitas garam yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan. WebGIS SiGaram dapat diakses secara umum oleh masyarakat, petani garam, hingga civitas akademik. Penggunaan SiGaram disarankan melalui PC, laptop, atau tablet dengan alamat https://sigaram.site/.
Dengan dukungan teknologi citra satelit, SiGaram mampu memberikan data real-time dan analisis yang akurat, sehingga petambak dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat. Selain itu, penggunaan teknologi ini memungkinkan pemantauan yang lebih luas dan menyeluruh tanpa perlu survey lapangan yang intensif. SiGaram dapat menjadi alat yang sangat berguna bagi petambak garam di Madura, membantu mereka bersaing di pasar yang semakin kompetitif dengan mengandalkan teknologi modern.
Ariq juga mengatakan bahwa tim telah melakukan sosialisasi mengenai program ini dan masyarakat menyambut antusias terhadap sosialisasi yang tim lakukan. Beberapa masyarakat juga memberikan saran dan masukan terhadap program tersebut.
“Kegiatan sosialisasi mengenai pengenalan program dilakukan di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan. Acara ini dihadiri oleh kelompok petambak garam, tim KKP Bangkalan, masyarakat sekitar, dan para dosen Universitas Trunojoyo Madura. Sosialisasi dilakukan dengan tujuan mengenalkan program yang berjudul ‘Sistem Pemantauan Air Baku Garam Menggunakan WebGIS dan Machine Learning di Era 5.0’ kepada para petambak garam. Kegiatan ini sepenuhnya didukung oleh belmawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Program Kreativitas Mahasiswa,” tambah Ariq.
“Program ini diharapkan dapat memberikan informasi nilai data parameter kualitas air laut sebagai air baku garam, sehingga dapat diketahui tingkat kesesuaian air laut tersebut berdasarkan data parameter kualitas air. Selain itu, program ini akan memberikan informasi mengenai luasan lahan tambak garam per kabupaten. Dengan adanya pemahaman mengenai tingkat kelayakan air laut sebagai air baku garam, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam, yang pada gilirannya berdampak positif pada peningkatan ekonomi para petambak garam khususnya di Pulau Madura,” tutupnya.