PAMEKASAN, Suararakyat.id – Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengadakan workshop pembuatan jamu tradisional Madura di Kelurahan Jungcangcang, Pamekasan, Selasa (1/10/24).
Acara tersebut, dihadiri oleh ibu PKK RT 01 kelurahan jungcangcang yang memiliki antusias tinggi untuk meningkatkan keterampilan pembuatan jamu tradisional Madura. Mahasiswa pengabdian masyarakat dengan didampingi oleh Hj. Sumiati yang merupakan ahli dalam pembuatan jamu memandu ibu PKK dalam proses pembuatan jamu.
Jamu merupakan obat herbal khas Indonesia yang telah digunakan secara turun temurun. Setiap daerah di Indonesia memiliki varian jamu dengan bahan baku dan resep yang khas. Bahan-bahan alami yang terkandung dalam jamu memberikan sedikit efek samping bagi orang-orang yang mengkonsumsinya, sehingga jamu dipercaya sebagai obat herbal yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.
Selain itu, peserta workshop juga dibekali pengetahuan mengenai pentingnya memanfaatkan tanaman TOGA yang ada di sekitar mereka. Adapun dalam rangkaian acara tersebut, yang pertama pengenalan dan pemaparan khasiat dari setiap bahan baku, proses pengolahan, dan penyajian yang tepat.

Kegiatan workshop yang diadakan oleh kelompok mahasiswa pengabdian masyarakat UTM mendapat respon positif dari warga kelurahan jungcangcang.
”kegiatan kali ini tentunya sangat bermanfaat bagi saya dan ibu-ibu yang lainnya, karena dalam acara workshop ini kita dibekali ilmu tentang jamu tradisional madura” ujar salah satu peserta.
Adapun tujuan diadakannya workshop tersebut, untuk melestarikan budaya lokal (jamu) agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman, sekaligus untuk meningkatkan knowledge masyarakat tentang 1001 khasiat yang terkandung pada jamu.
Kelompok pengabdian masyarakat UTM berharap agar setelah diadakannya workshop pembuatan jamu kali ini dapat bermanfaat untuk para peserta dan besar harapan agar para peserta masih terus melestarikan budaya lokal khususnya jamu.
”Saya berharap agar masyarakat tidak lupa akan jamu, dan semoga masyarakat bisa menjadi lebih inovatif dalam memanfaatkan TOGA sebagai obat herbal” ucap salah satu kelompok mahasiswa. (red)