PAMEKASAN, Suararakyat.id -Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Merdeka (GMM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura lakukan aksi demonstrasi di depan kantor Rektorat IAIN Madura, pada Selasa, (30/08).
Aksi tersebut disinyalir karena adanya indikasi pungutan liar (Pungli) terhadap Mahasiswa Baru (Maba) IAIN Madura di pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2022.
Koordinator Lapangan (Koorlap) Aksi, Rofik menyampaikan dalam orasinya bahwa, “harusnya maba tidak lagi dipungut biaya sepeserpun selain Uang Kuliah Tunggal (UKT), tapi pada prakteknya masih dipungut dengan nominal yang sangat bervariasi, mulai dari 100.000, 120.000, hingga 150.000, ini jelas pungli massal,” teriak rofik dalam orasinya.
Pihaknya menyayangkan,”sebanyak 1.700 Mahasiswa baru disuruh membeli peralatan PBAK sebanyak 8 macam diantaranya, topi berlogo IAIN Madura, kokat peserta, air mineral, balon helium, papan nama kelompok, pin garuda, pita, dan mini bendera mirah putih, padahal sudah ada anggaran PBAK, itu harusnya diambilkan dari anggaran PBAK 2022,” terangnya.
Adapun tuntutan yang disampaikan oleh massa aksi diantaranya adalah :
- Panitia PBAK 2022 harus mengganti rugi sesuai dengan nominal yang diambilkan dari Mahasiswa baru.
- Rektor IAIN Madura harus mengevaluasi kepanitiaan, terutama ketua panitia PBAK 2022 yang tidak kompeten
- Tim kode etik Mahasiswa harus memanggil semua panitia PBAK untuk diproses di kode etik
- Rektor harus melakukan pemanggilan dan penindakan
Di akhir orasinya, rofik menyampaikan, “jika tidak ada upaya baik dari pihak kampus IAIN Madura maka Gerakan Mahasiswa Merdeka (GMM) akan melaporkan masalah ini terhadap kejaksaan untuk diproses secara hukum,” tegas rofik dalam tuntutannya.
Dalam aksi tersebut hanya ditemui oleh Ketua Panitia PBAK, dan Dekan Fakultas Tarbiyah, sedangkan, pada saat dikonfirmasi, Pimpinan termasuk Rektor IAIN Madura masih dalam agenda dinas diluar kota.
Sementara, pada saat menemui peserta aksi, Madsa’i selaku ketua panitia PBAK 2022 Menyampaikan, “Tuntutan temen-temen nantinya, akan kami sampaikan ke Rektor IAIN Madura,” ujar ketua panitia PBAK 2022.
Sementara, Cholilurrahman selaku ketua Senat Mahasiswa Institut (Sema-I), “saya mewakili seluruh ORMAWA IAIN Madura, kami tidak membenarkan adanya tuduhan pungli terhadap mahasiswa baru di pelaksanaan PBAK 2022.
“Kita, semua ormawa sudah melakukan rapat final sebelum PBAK, dan temen-temen panitia PBAK sudah sepakat untuk menfasilitasi kebutuhan Maba 2022, yang harus di bawa dari hari pertama sampai hari terakhir.
” jadi tidak benar kalau itu adalah pungli, kami tidak mewajibkan tapi hanya himbauan mengenai uang yang 100rb dengan beberapa rincian, dan kami tidak melakukan pemaksaan,” terang mamank sapaan akrabnya.
lanjut mamank, “kami tidak menggunakan anggaran APBN untuk menjual atau mengakomodir kebutuhan maba 2022, sekali lagi kami cuma menghimbau bukan mewajibkan untuk bayar,”. tegasnya.
“justru kami menjadi jasa agar mengurangi beban maba, jadi sangat tidak benar kalau ini dikatakan pungutan liar atau paksaan, buktinya ada maba yang membawa perlengkapan lengkap tapi tidak usah bayar sepeser-pun,” pungkasnya. (Idrus)