SAMPANG, Suararakyat.id – Mahasiswa KKN kelompok 10 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memanfaatkan limbah sekam padi menjadi pupuk organik di Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang. Minggu (14/07/2024).
Desa Sokobanah Daya merupakan salah satu desa yang memiliki lahan pertanian yang luas, sehingga sebagian masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Lahan pertanian di Desa tersebut sebagian besar ditanami padi, jagung, dan berbagai macam sayur. Sehingga jika musim panen tiba banyak sekali dijumpai limbah hasil pertanian yang tidak dimanfaatkan.
Menyikapi hal tersebut, tim KKN-10 UTM membuat inovasi untuk mengolah limbah pertanian menjadi pupuk organik. Ketua KKN kelompok 10 UTM, Wildan Rolis Andika menyatakan bahwa masyarakat Desa Sokobanah Daya sangat antusias dengan adanya kegiatan pemanfaatan limbah sekam padi menjadi pupuk organik yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura Kelompok 10.
“Adanya kegiatan tersebut agar dapat mengatasi permasalahan masyarakat, dimana masih banyak lahan pertanian yang tidak dimanfaatkan dengan baik dikarenakan terkendala pasokan pupuk, dan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Tifany Faradiva, mahasiswi jurusan agroteknologi mengatakan bahwa pupuk organik dari arang sekam padi dapat meningkatkan unsur hara dalam tanah dan meningkatkan daya serap serta daya ikat tanah pada air. Adapun bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik dari arang sekam padi diantaranya, sekam padi, tanah, drum logam, kayu, dan sekop.
Proses pembuatan pupuk organik dari arang sekam padi yaitu, yang pertama, siapkan alat dan bahan seperti, tungku dari kaleng bekas atau drum logam, dan nyalakan tungku dengan sabut kelapa atau kayu, yang kedua, letakkan sekam padi pada sekitar tungku dan biarkan panas asap dari tungku pembakar sekam hingga berwarna hitam, yang ketiga, setelah menghitam dan mendingin campurkan dengan tanah dan kotoran sapi atau kambing dengan perbandingan 1:1, yang keempat, setelah tercampur letakkan pada polybag dan berikan bibit sayuran seperti, cabe, pakhoy, dan lain-lain.
Menurut Mustofa, Kepala Dusun Lembung sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dikarenakan banyaknya limbah sekam padi yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, Mustofa juga mengatakan bahwa “di Dusun Lembung sendiri masih kekurangan pupuk”. Masyarakat sendiri juga mengatakan bahwa dengan adanya praktek pembuatan pupuk organik dari arang sekam padi dapat diaplikasikan secara langsung ke tanaman masyarakat.
“Dengan adanya kegiatan sosialisasi dan praktek secara langsung memberikan pengetahuan baru untuk warga bahwa limbah sekam padi dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai pupuk organik,” ujar Diana, salah satu warga Dusun Lembung.
Sementara itu, Mahasiswa KKN berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi ini dapat memanfaatkan limbah sekam padi menjadi pupuk organik yang dapat meningkatkan unsur hara pada tanah. (red)