Ning Lia Istifhama Apresiasi Program Rumah Tidak Layak Huni Pemkot Surabaya

3 Min Read
Ning Lia Istifhama Apresiasi Program Rumah Tidak Layak Huni Pemkot Surabaya

SURABAYA, suararakyat.id – Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, mengapresiasi program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang digagas Pemerintah Kota Surabaya. Namun ia menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif antara pelaksana proyek dengan masyarakat penerima manfaat.

“Saya sangat mengapresiasi program Rutilahu ini. Tapi saya juga berharap ada komunikasi yang jelas kepada masyarakat mengenai proses pembangunan, terutama terkait anggaran dan batasan teknis,” ujar Lia, Senin (23/6/2025).

Program ini dinilai sangat membantu warga kurang mampu untuk mendapatkan hunian yang lebih layak dan manusiawi.

Menurut Ning Lia sapaan akrabnya, program ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi mencerminkan keberpihakan nyata terhadap masyarakat kecil.

Ning Lia menjelaskan, kadang masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap hasil akhir rumah yang dibangun, padahal anggaran program sudah memiliki pagu tertentu.

“Kadang masyarakat mengira rumahnya akan selesai sempurna, dicat, lengkap. Padahal, dengan harga bahan bangunan yang meningkat, anggaran itu sudah maksimal. Jadi penting agar masyarakat memahami hal ini sejak awal agar tidak terjadi salah persepsi,” terangnya.

Untuk itu, perempuan asli Kota Pahlawan ini mendorong Pemkot Surabaya melalui kecamatan dan kelurahan untuk aktif menyampaikan informasi secara transparan kepada warga penerima bantuan.

“Perlu dijelaskan prosedur, nilai bantuan, serta peruntukannya. Karena ini menyangkut high trust (kepercayaan tinggi) dari masyarakat kepada pemerintah. Kalau memang ada kekurangan, biarlah masyarakat tahu agar bisa memahami secara rasional,” tambahnya.

Berdasarkan data Pemkot Surabaya, hingga 19 Juni 2025, sebanyak 617 unit rumah telah dibedah dari total target 2.069 rumah yang ditetapkan hingga akhir tahun. Dari tahun 2021 hingga 2024, sudah lebih dari 7.500 unit rumah warga yang telah direnovasi melalui berbagai skema pendanaan, mulai dari APBD, Baznas, hingga CSR perusahaan.

Ia juga mengapresiasi peran DPRD Kota Surabaya yang konsisten mengawal program ini agar tidak terdampak oleh dinamika fiskal yang terjadi.

Lebih lanjut, Lia juga menyambut baik terobosan Pemkot Surabaya yang menerapkan konsep padat karya dalam pembangunan Rutilahu. Dimana proses perbaikan dilakukan oleh Dinas Cipta Karya, dari Pemkot.

Program Rutilahu, menurut Ning Lia, adalah bentuk komitmen Pemkot untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal di tengah pesatnya kemajuan kota.

“Pembangunan tidak boleh hanya terlihat dari gedung-gedung tinggi atau jalan-jalan lebar. Tapi juga dari rumah-rumah sederhana yang menjadi layak huni berkat kehadiran negara di tengah rakyat kecil,” pungkasnya.

Share This Article