SIDOARJO, Suararakyat.id – Mahasiswa KKN-T Kelompok 26 Universitas Trunojoyo Madura mengadakan sosialisasi dan pembuatan pupuk kompos dari limbah sayur. Kegiatan ini di gagas oleh Arianti Dwi Mawarti, mahasiswa program studi Agroekoteknologi UTM yang dilaksanakan di Balai Desa Plumbungan, sebagai upaya mengurangi dan mengelola sampah secara mandiri. Sabtu, (2/7).
Menurut data Badan Pusat Statistik, hasil sensus penduduk (SP2020) pada September 2020 mencatat jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa. Hal ini menjadi salah satu faktor tingginya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Mulai dari furniture, pakaian, alat rumah tangga, bahkan makanan diproduksi setiap hari guna menunjang keberlangsungan kehidupan.
“Limbah di desa ini, dibuang tidak ada pengelolaan tertentu, setiap seminggu 3x akan ada orang yang ambil sampah di tiap RT,” ucap Ria, selaku sekretaris desa dalam kegiatan kunjungan ke rumah perangkat desa.
Untuk memanfaatkan limbah yang dihasilkan masyarakat Desa Plumbungan, mahasiswa KKNT-26 mengadakan sosialisasi dan pembuatan pupuk kompos dari limbah sayur. Kegiatan sosialisasi dan pembuatan pupuk kompos ini dihadiri oleh perwakilan ibu-ibu desa dan karang taruna. Antuasias peserta yang hadir terlihat dari banyaknya pertanyaan peserta mengenai pupuk kompos.
“Selain sisa sayur, bahan apa saja yang bisa dijadikan pupuk kompos mbak? Apa cara pembuatannya masih sama seperti yang dari sayur?,” tanya Ibu Saroja, salah satu warga Desa Plumbungan.
Arianti, selaku pengisi acara sosialisasi dan pembuatan pupuk kompos memaparkan bahwa Selain sisa sayur, bahan bahan seperti kulit bawang, sisa nasi, cangkang telur, dan daun kering, serta sampah dari bahan nabati dapat digunakan untuk pupuk kompos. dan cara pembuatannya sama.
Acara ditutup dengan penyampaian harapan dari mahasiswa KKN-T 26 agar kedepannya masyarakat secara berkelanjutan dapat memanfaatkan bahan organik untuk pembuatan pupuk kompos sehingga dapat mengurangi jumlah sampah yang terbuang dan mendukung pertanian organik di perkotaan. (SO7)